Perkembangan Intelligence (IQ)
A.
Makna IQ
IQ atau kecerdasan
intelektual pertama kali ditemukan oleh Alferd Binet pada tahun 1905 di Paris
Perancis. Kemudian teori ini dibawa ke Amerika yaitu di Standford
sehingga kemudian dikenal dengan Standford Binet. Secara biologis IQ terletak
pada otak bagian luar atau disebut dengan neocortex. IQ ini mulai
digunakan pada perang dunia pertama untuk mengukur kemampuan seseorang.
Orang
seringkali menyamakan arti inteleginesi dengan IQ, padahal kedua istilah ini
mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Arti Intelligensi adalah
keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah
serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Sedangkan IQ
adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian IQ
hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak
menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
B.
KATEGORI
NILAI IQ
Berdasarkan
nilai IQ dapat dikategorikan menjadi 6 kelompok:
Di bawah 70
|
Anak mengalami kelainan
mental
|
71 – 85
|
Anak di bawah normal
(bodoh)
|
86 – 115
|
Anak yang normal
|
116 – 130
|
Anak di atas normal
(pandai)
|
131 – 145
|
Anak yang superior (cerdas)
|
145 ke atas
|
Anak genius (istimewa)
|
C.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INTELEK
1.
Faktor
Hereditas
Semenjak
dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja
intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan
menjadi kemampuan berpikir setaraf normal, di atas normal, atau dibawah normal.
Namun potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila
lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu peranan
lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
2.
Faktor
lingkungan
a.
Keluarga
Intervensi
yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan
pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki
informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berpikir.
b.
Sekolah
Sekolah
adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk meningkatkan
perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir anak. Dalam hal ini, guru
hendaknya menyadari bahwa perkembangam intelektual anak terletak di tangannya.
Beberapa cara di antaranya sebagai berikut:
1)
Menciptakan
interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik. Dala hubungan yang akrab
tersebut, secara psikologis peserta didik akan merasa aman sehingga segala
masalah yang dialaminya secara bebas dapat dikonsultasikan dengan guru
2)
Memberi
kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang
ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, sangat menunjang
perkembangan intelektual anak.
3)
Menjaga
dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olah raga maupun
menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berpikir peserta
didik. Sebab jika peserta didik terganggu secara fisik, perkembangan
intelektualnya juga akan terganggu
4)
Meningkatkan
kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun dengan
menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau
menemukan ide-idenya. Hal ini sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan
intelektual peserta didik.
By Dosen Pengampu : Hendro Widodo, M. Pd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar